Rabu, 06 Oktober 2010

Mengenal Tiga Jenis Hati Manusia

Hati secara fisik berarti organ badan berwarna
kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut.
Gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam
darah dan menghasilkan empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak.

Selama sari makanan yang diserapnya sehat, akan sehat pula fisik hati itu.
Kemudian secara psikis, hati bisa bermakna sebagai sesuatu yang terkandung di dalam tubuh dan menjadi tempat segala perasaan batin: senang, sedih, suka, benci, sabar, dendam, rasa pengertian, dsb.Suasana hati ( mood)
itu dapat mempengaruhi
perilaku atau penampilan diri. Hati yang senang akan
menampakkan keceriaan, hati yang sedih akan menampakkan kemurungan, hati yang benci akan menampakkan
kesinisan bahkan bengis, dsb. Di sinilah perlu bimbingan bagi psikis hati. Dienul Islam --yang mengajarkan pola hidup sehat untuk santapan jasmani dan pola hidup takwa sebagai santapan
rohani-- membagi hati ke dalam tiga jenis.

Pertama, qalbun mayyitatau hati yang mati. Refleksi dari hati yang mati adalah
sifat sombong dan meremehkan kebenaran. Inilah perilaku yang tercermin pada orang kafir. Ketertutupan dan kekerasan hatinya tidak akan bisa menerima cahaya
kebenaran Islam.

kedua adalah qalbun maridl. Inilah hati yang sakit. Merasa sedang
mencari jalan selamat, tapi
sebenarnya celaka. Misalnya, ibadah diwarnai bid'ah atau menyelewengkan ayat-ayat Alquran menjadi mantra untuk pemenuhan hawa nafsu belaka.

Sifat munafik termasuk hati yang sakit ini.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya: ''Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata:
'Kami telah beriman'. Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin)
mereka, mereka berkata:
'Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok'.'' (QS Al-Baqarah [2]: 14).

Ketiga, qalbun salim atau hati yang selamat. Ia selalu condong pada kebenaran dengan hanya mengikuti ajaran Islam
berdasarkan Alquran
dan hadis. Firman Allah SWT, yang artinya: ''Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka
berkata: 'Kami mendengar dan kami taat'. Dan mereka itulah orangorang yang beruntung.'' (QS An-Nur [24]: 51).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar